Bintuni yang Berkesan!

24 October 2022

Mardian Isnawati

Perjalanan panjang ke Bintuni yang sangat berkesan karena kali ini melakukan perjalanan sendiri. Pukul satu siang taksi Hilux sudah siap menjemput, barang yang saya bawa pun tidak banyak hanya satu tas ransel dan sat utas jinjing yang didalamnya terdapat berkas, jadi tidak akan kerepotan selama perjalanan. Sebelum perjalanan, saya agak ragu untuk berangkat karena baru baru ini ada kejadian konflik di perbatasan Bintuni, dan juga perjalanan yang sangat panjang harus dilalui sendiri. Namun, semua terbayarkan dengan pemandangan indah sepanjang perjalanan ke Bintuni, serunya lagi adalah para penumpang dan juga supir yang sangat ramah dan berteman. Kami sangat menikmati perjalanan dan singgah di Gunung Botak, asri nyaman dan udara yang segar dengan keheningan hamparan gunung yang indah.

Sampai pukul Sembilan malam saya menginap di Penginapan Kabira, karena di Bintuni hanya ada satu hotel jadi saya direkomendasikan untuk bermalam di penginapan saja. Esok pagi saya siap untuk berkunjung ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bintuni, saya dijemput oleh Pak Kabid P2P Dinkes Kabupaten Manokwari Pak Allo. Pak Allo sangat baik untuk menawarkan bantuan. Sebelum tiba di Dinkes, Pak Allo mengajak saya untuk keliling di Rumah Sakit Bintuni, dalam perjalanan Pak Allo menceritakan bahwa Bintuni memiliki banyak dokter spesialis karena Pemerintah Bintuni memfasilitasi dokter yang sudah mengabdi di Bintuni untuk melanjutkan studinya menjadi dokter spesialis, luar biasa!

Tiba di Dinkes Bintuni, kami langsung memulai kegiatan pertemuan tim asesmen dan kunjungan ke kabupaten bersama pengelola program malaria masing-masing puskesmas lokal, pengelola program dinkes, dan juga staff dinkes Bintuni. Saya sebagai pengelola program malaria mencoba memaparkan situasi terkini malaria di Papua Barat khususnya di Kabupaten Teluk Bintuni. Kabupaten Bintuni sejak lama sudah bermitra dengan SOS International dalam penanggulangan malaria. SOS International juga memaparkan kondisi dan capaian malaria yang hingga saat ini, dan ternyata banyak sekali penghargaan yang didapat oleh Kabupaten Bintuni seperti yang baru baru ini mendapatkan penghargaan pemantapan mutu eksternal dengan hasil baik di Surabaya.

Bintuni adalah wilayah yang sangat banyak berbatasan dengan kabupaten lain di Papua Barat, sehingga kasus impor malaria yang juga tinggi. Upaya yang telah dilakukan Dinkes Bintuni dan SOS International adalah dengan melakukan pertemuan dan kerjasama dengan para pekerja jalan dan perusahaan yang ada disekitar, namun kerjasama yang disepakati masih kurang efektif dijalani, utamanya adalah persoalan keterbatasan dana untuk kebutuhan survey migrasi dan survey kontak, karena beberapa wilayah yang jauh dan sulit diakses oleh para surveilans. Hal ini tentunya perlu atensi dari pihak provinsi untuk mendukung dana operasional penyelidikan epidemiologi kasus impor yang sulit dijangkau.

Pertemuan kami diakhiri dengan perencanaan tindak lanjut yang akan Dinkes Bintuni lakukan. Sehabis kegiatan, saya diajak oleh Pak Allo untuk mengunjungi bangunan baru yang sedikit lagi jadi, beliau memperkenalkan ruang ruang yang nantinya akan diisi oleh para tim malaria Teluk Bintuni. Selain itu, ternyata di ruang dinas kesehatan Bintuni juga banyak sekali ruangan ruangan khusus yang dibuat untuk para crosschecker malaria dan juga tempat penyimpanan obat para kader malaria, sungguh menarik.

Demikian sudah perjalanan saya bisa sampai di Teluk Bintuni, sangat menyenangkan bisa bertemu dengan orang orang hebat yang mengabdi untuk malaria, ramah, dan senang menerima kehadiran saya disini. Semoga dilain kesempatan kitab isa berjumpa lagi. Bintuni yang berkesan.

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *