Inisiatif Edukasi Perorangan Mengenai Bahaya Imunisasi Tidak Lengkap

20 March 2023

Fita Fiona Timang Subagio

Capaian Imunisasi Kab Raja Ampat 2022 tidak mampu mencapai target Nasional 95% Imunisasi Dasar Lengkap di suatu wilayah.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, seorang anak dinyatakan telah memperoleh imunisasi dasar lengkap apabila telah mendapatkan satu kali imunisasi HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB/DPT-HB-HiB, empat kali imunisasi polio atau tiga kali imunisasi IPV, dan satu kali imunisasi campak (Kementerian Kesehatan, 2017).

Semua jenis imunisasi dasar lengkap (IDL) tersebut diberikan secara bertahap kepada seorang bayi sejak bayi tersebut baru lahir (imunisasi HB0 umur 0-7 hari) sampai berusia 9 bulan (imunisasi
campak).

Untuk menggali hambatan yang dialami Kab Raja Ampat dalam mencapai target IDL 95% diwilayah tersebut maka perlu dilakukan analisa LO (Left Out) dan DO (Drop Out).

Left Out adalah anak tidak imunisasi (belum pernah diimunisasi sama sekali) yang usianya dalam sasaran program imunisasi (eligible). Angka LO menjadi indikator terhadap akses pelayanan
imunisasi. Akses imunisasi adalah kesempatan atau kontak pertama dengan upaya sendiri untuk
mendapatkan pelayanan imunisasi yang diukur dengan melihat cakupan jenis antigen pertama
yang diperoleh anak. LO cakupan bayi dihitung dengan mencari selisih Jumlah Bayi Baru Lahir dengan dengan Bayi yang di Imunisasi BCG.

Drop Out adalah anak yang sudah mendapatkan kesempatan pertama imunisasi namun tidak
menyelesaikan rangkaian dosis pemberian sesuai jadwal. Angka DO menjadi Indikator terhadap
pemanfaatan imunisasi. Pemanfaatan imunisasi adalah kesempatan masyarakat menggunakan
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan layanan imunisasi. DO cakupan bayi di hitung dengan mencari selisih cakupan DPT-HB-Hib 1 dengan DPT-HB-Hib 3

Imunisasi DPT dapt dikatakan berhasil bila bayi/anak telah memperoleh vaksinasi DPT yang ketiga kalinya, sebagai imunisasi dasar. Bayi/anak yang telah mendapatkan imunisasi DPT sampai ketiga kalinya ini, yang menjadi acuan hitungan angka DO di suatu wilayah.

Tingginya kejadian drop out, berarti akan mengurangi efektivitas imunisasi ini dalam menimbulkan kekebalan dan melindungi bayi/anak dari penyakit PD3I. Keadaan seperti ini dengan sendirinya akan mengurangi keberhasilan program imunisasi secara keseluruhan.

Sehingga hal itu mendorong saya sebagai Technical Assistant di Kabupaten Raja Ampat untuk melakukan inisiasi berupa edukasi dan promosi terkait manfaat dari imunisasi lengkap. Saya berusaha menyadarkan masyarakat dari bahaya imunisasi tidak lengkap

Penyuluhan dan Edukasi ini akan saya mulai dan jalankan di bulan Februari dan maret serta akan saya update progres ke depan

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *