Lintas Sektor Ambil Peran : Untuk Ibu, Anak, dan Masyarakat
6 August 2025
Mardian Isnawati
Cakupan imunisasi dasar di Papua Barat Daya masih rendah, termasuk di Kota Sorong yang baru mencapai 33,7% per Juli 2025. Disisi lain, kasus malaria masih tinggi, dan layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menghadapi berbagai kendala, seperti akses sulit dan minimnya fasilitas.
Dalam menjawab tantangan ini, puskesmas mulai menerapkan Integrated Micro Planning (IMP), pendekatan terpadu yang menggabungkan layanan imunisasi, KIA, dan malaria. Dengan dukungan Dinkes dan UNICEF-HAKLI, Puskesmas didampingi dalam menyusun rencana berbasis data lokal.
Sebagai tindak lanjut, telah digelar Pertemuan Lintas Sektor Tingkat Distrik se-Kota Sorong 2025 untuk membahas hasil IMP dan menyusun rencana aksi bersama demi layanan kesehatan yang lebih baik dan merata. Pelaksanaan sudah dilakukan disemua distrik Kota Sorong, meliputi Distrik Sorong Kepulauan, Sorong Manoi, Sorong Kota, Sorong Barat, Sorong Utara, Maladumes, Klaurung, Sorong Timur, Malaimsimsa, dan Sorong.
Diskusi lintas sektor, salah satunya di Distrik Sorong Manoi menghasilkan berbagai masukan penting, mulai dari perlunya koordinasi cepat terkait jadwal posyandu, penguatan peran kader dan tokoh masyarakat, hingga penanganan posyandu yang tidak aktif akibat kendala insentif. Kota Sorong yang masih endemis malaria juga diingatkan untuk memperkuat edukasi PHBS dan penggunaan kelambu massal. Sebagai tindak lanjut, Puskesmas bersama lintas sektor menyusun rencana aksi, seperti penyebaran informasi imunisasi, penambahan posyandu di wilayah padat, inovasi layanan agar lebih menarik, serta pemberian penghargaan bagi posyandu dengan kunjungan terbanyak, semua ini sebagai upaya bersama untuk meningkatkan cakupan layanan imunisasi, KIA, dan pengendalian malaria di tingkat lokal.

Hal menarik juga terdapat di pertemuan linsek Distrik Maladumes, lurah yang hadir menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan langkah awal yang penting dalam membentuk Tim Lintas Sektor (Linsek) tingkat distrik dan kelurahan sebagai bentuk kolaborasi antar sektor. Bukan hanya peran pemerintahan distrik dan lurah, dukungan dari sekolah-sekolah seperti SDN 40 Suprau, SDN 41 Saoka, dan SMPN 5 Kota Sorong juga menguatkan komitmen bersama melalui edukasi, aksi bersih lingkungan, hingga integrasi sosialisasi malaria dan imunisasi dalam pelajaran PJOK untuk mewujudkan sinergi nyata antara sektor pendidikan dan kesehatan dalam menjaga generasi sehat dari lingkungan sekolah.

Hal menarik juga pada pertemuan linsek DIstrik Klaurung, Tokoh Agama berkomitmen mendukung pengumuman jadwal posyandu melalui rumah ibadah, sementara Babinsa, Babinkamtibmas, dan kader aktif menyosialisasikan pentingnya kebersihan lingkungan dan penggunaan kelambu. Puskesmas Klasaman mendorong pemanfaatan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok sebagai sarana edukasi masyarakat, terutama untuk melawan informasi keliru yang beredar. UNICEF turut mendorong inovasi KASUARI (Kas Ingat Minum Obat Malaria) yang menjadi solusi nyata dalam pengendalian penyakit. Sinergi ini membuktikan bahwa keterlibatan semua pihak adalah kunci untuk mewujudkan layanan kesehatan yang efektif dan dipercaya masyarakat.

Layanan imunisasi, KIA, dan pengendalian malaria di Kota Sorong masih menghadapi tantangan, namun pertemuan lintas sektor di seluruh distrik menunjukkan komitmen kuat untuk perubahan. Dukungan berbagai pihak pemerintah, sekolah, tokoh agama, dan UNICEF telah menghasilkan rencana aksi kolaboratif berbasis data lokal. Harapannya, semua distrik yang telah melakukan linsek dapat konsisten menjalankan rencana ini agar layanan kesehatan semakin merata, efektif, dan dipercaya masyarakat.
Leave a Comment