Puncak Kobrey : Saksi bisu perjuangan tim eliminasi malaria Pegaf

1 September 2023

Mardian Isnawati

Tim Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Pegunungan Arfak kali ini melakukan survei reseptivitas vektor malaria di Kabupaten Pegunungan Arfak. Bersama tim juga bergabung tenaga entomolog dari KKP Manokwari. Tim akan memfokuskan survei pada kampung kampung yang memiliki kasus malaria paling tinggi ditiga tahun terakhir (2021-2023). Perjalanan dimulai dengan mengunjungi wilayah kerja Puskesmas Anggi, kampung yang dilakukan survei antara lain Kampung Imbay, Igimbay, Ullong, Hungku, Suteibey, dan Susi. Hal menarik kami temukan di Kampung Ullong dimana terdapat sisa galian besar dengan warna tanah kemerahan dan berminyak, namun tidak ada jentik nyamuk Anopheles yang ditemukan, yang teramati hanya jentik nyamuk Culex yang padat. Tim survei segera melakukan pengendalian dengan Larvasiding.

Langkah tim survei selanjutnya adalah Puskesmas Taige, tim berkesempatan mengunjungi kediaman dua pasien malaria, dan mengecek bahwa tidak ada ditemukannya vektor disekitar rumah pasien. Kemudian tim melakukan survei di wilayah kerja Puskesmas Anggi Gida, jujur saja perjalanan kesana lumayan ekstrem melewati gunung gunung tinggi, juga jalan yang curam ditemani jurang jurang sepanjang perjalanan. Tim melakukan survei di Kampung Tombrok, Tubiam, dan Itkau. Kampung Tombrok dan Itkau tim mewawancai beberapa warga yang mengaku memang belum pernah terkena malaria, didepan rumahnya pun banyak tanaman dan adapula kolam ikan yang bisa menjadi potensi salah satu pengendalian jentik Anopheles secara biologis. Setelah semua kampung selesai disurvei, tim pun menuju Puskesmas Menyambouw. Namun, sebelum itu, tidak sah rasanya jika ke Pegaf tidak mampir ke Puncak Kobrey 2389 MDPL, tim menikmati pemandangan yang luar biasa dari atas puncak, keindahan Pegunungan Arfak yang luar biasa dapat terlihat darisana. Tim juga berharap, keindahan dan suasana ini diiringi dengan harapan tereliminasinya malaria di Kabupaten yang terkenal dengan suhunya yang dingin ini.

Menuju Puskesmas Menyambouw, dibeberapa titik tim lakukan survei reseptivitas, dan berkesempatan mengunjungi pasien malaria, sekitar rumah tidak terdapat faktor resiko lingkungan yang teramati, pasien mengaku memang sering naik turun kota untuk bekerja.

Dari semua kampung yang sudah dilakukan survei reseptivitas dengan 29 titik, tim tidak menemukan jentik Anopheles, hal ini dapat berkaitan dengan faktor lingkungan yang ada, utamanya suhu air dan udara rendah terukur. Perilaku pada malam haripun tim amati, bahwa masyarakat cenderung membatasi aktivitas dimalam hari dan jikapun keluar selalu menggunakan lengan panjang, tim juga mengukur suhu diluar rumah mencapai 14 derajad celcius, didalam rumah 17 derajad celcius. Harapannya adalah data yang diperoleh tim survei kali ini bisa menjadi kajian dan dokumen yang mendukung menuju eliminasi malaria di Kabupaten Pegunungan Arfak.

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *