Belajar Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI) Imunisasi Dari Teluk Wondama
25 October 2021
Edi Sunandar
Pada kegiatan pertemuan peningkatan kapasitas dan microplaning imunisasi rutin dalam masa pandemi covid-19 tingkat puskesmas di Kabupaten Teluk Wondama tahun 2021 yang dilaksanakan di Rumah Makan Golden Star dari tanggal 21–22 Okteber 2021, dari paparan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalain penyakit (P2P), cakupan imunisasi rutin Kabupaten Teluk Wondama untuk indikator imunisasi dasar lengkap (IDL) sampai dengan bulan september 2021 terdapat 206 bayi dengan cakupan 22 % dari sasaran 931 bayi di tahun 2021 dan untuk vaksinasi covid -19 mencapai 31% dari target 70% sampai bulan desember 2021. Capain vaksinasi covid-19 Teluk wondama menduduki peringkat ke- 4 di Papua Barat setelah Manokwari, Kota Sorong, Fakfak, Sorong dan Raja Ampat . Dari hasil microplanning yang dilakukan oleh puskemas permasalahan utama yang dihadapi adalah masih adanya penolakan dari masyarakat terhadap imunisasi. Salah satu penyebabnya adalah Kejadian KIPI yang tidak ditangani dengan baik. Hal ini terungkap pada saat Kepala Puskesmas Wondiboi menjelaskan kejadian seorang lansia yang meninggal beberapa hari setelah dilakukan penyuntikan covid-19. Kasus tersebut tidak terinvestigasi dengan baik , sehingga berita ini menjadi konsumsi publik dan masyarakat beranggapan negatif terhadap vaksin covid-19 yang akhirnya juga berdampak kepada kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi rutin, bahkan puskesmas merasa sendirian dalam mengahadapi kasus ini.
Dari kasus diatas terdapat banyak pembelajaran yang bisa Kita ambil, salah satunya adalah penanganan KIPI mulai dari pelaporan, investigasi kasus khususnya pada KIPI berat apalagi telah menjadi isu di masyarakat serta sosialisasi penyampaian hasil investigasi kepada keluarga dan masyarakat menjadi sangat penting dan harus dikerjakan oleh pokja KIPI serta tim satgas Covid-19. Bahkan jika perlu melibatkan Pokja KIPI provinsi dan nasional sehingga mendapatkan hasil analisa yang baik dan yang terpenting puskesmas tidak merasa sendiri dalam menghadapi kasus ini. Disamping itu perlu ada sosialisasi kepada masyarakat tentang KIPI secara jelas mengenai apa itu KIPI, mengapa ada KIPI, apa saja KIPI yang terbentuk, jika ada KIPI apa yang harus dilakukan dan jika terjadi KIPI berat kepada siapa masyarakat harus melapor, ini merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan melindungi petugas dalam menjalankan imunisasi di lapangan.
Menyadari pentingnya hal itu Dinas Kesehatan Provinsi , Unicef melalui Hakli Provinsi Papua Barat mencetak Media KIE berupa standing banner penjelasan KIPI disamping poster mamfaat imunisasi rutin, spanduk ajakan untuk imunisasi rutin dan Jadwal pelaksanaan Covid -19 di masing masing puskesmas yang langsung diberikan oleh Kepala Bidang P2P Teluk Wondama kepada masing masing puskesmas dan dalam penutupan beliau berpesan agar media KIE benar benar difungsikan di setiap puskesmas.
Pada kesempatan tersebut puskesmas juga dibekali keterampilan komunikasi tatap muka menuju perubahan prilaku, membuat perencanaan untuk mengejar cakupan berbasis data, penyusunan sop imunisasi, pemeliharaan rantai dingin baik harian, mingguan dan bulanan , penyegaran penggunaan pemantauan wilayah setempat ( PWS) serta strategi dan pelaksanaan imunisasi rutin dimasa pandemi berdasarkan petunjuk teknis terbaru.
Leave a Comment