Hari Bersejarah “Teluk Wondama Berkometmen Eliminasi Malaria Tahun 2025”
19 October 2021
Edi Sunandar
Pada pertemuan advokasi dan analisis program Malaria dalam percepatan eliminasi malaria Kabupaten Teluk Wondama 2021 yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2021 di Golden Star yang disupport oleh Unicef Melalui Hakli Papua Barat menjadi momen bersejarah dalam pelaksanaan kegiatan eliminasi malaria.
Dari laporan kepala dinas kesehatan memaparkan bahwa trend kasus malaria di tahun 2021 , puncak kasus malaria di Teluk Wondama terjadi pada bulan mei sebanyak 94 kasus , menurun 80 kasus di bulan juni, 44 kasus dibulan juli,dan terus menurun 31 kasus di bulan agustus dan menurun menjadi 16 kasus di bulan september, melihat angka kasus yang terus menurun maka Teluk Wondama hanya perlu memperkuat sisten penyelidikan epidemolgi untuk semua kasus yang ada di Teluk Wondama dengan metode 1,2 dan 5
Kepala Dinas Keseahatan dr. Habel I.Y. Pandelaki, M.M ,meyampaikan, Pencegahan dan pengendalian malaria sesungguhnya hampir sama dengan pengendalian Covid 19. Tenaga kesehatan tidak bisa bekerja sendiri, perlu kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam upaya eliminasi ini oleh karena itu sangat membutuhkan pemikiran, ide dan kerja nyata dari lintas sektor dan lintas program untuk eliminasi malaria di Kabupaten Teluk Wondama di tahun 2025 dapat terwujud.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Teluk Wondama yang di wakili oleh Bapak Sekda Denny Simbar, SE., M.Si menyampaikan bahwa begitu besar kerugian yang disebabkan oleh malaria karena baik anak-anak maupun dewasa, pria maupun wanita, semua bisa tertular penyakit malaria sehingga ini berdampak buruk bagi status kesehatan seseorang, jika malaria ini tertular kepada bayi, maka tentunya akan menggangu tumbuh kembang bayi, jika tertular pada anak sekolah maka anak tersebut akan bolos dan tidak masuk sekolah sehingga dia akan tertinggal pelajaran, jika seorang kepala rumah tangga terkena malaria, maka dia tidak akan bisa bekerja dan dia tidak bisa mencari nafkah, jika malaria tertular pada seorang ibu hamil maka kemungkinan bumil ini akan kurang darah, pendarahan, lahir dengan berat badan rendah dan lain lain. Jadi pada prinsipnya malaria ini sangat merugikan kita semua.
Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa sepantasnya jika penyakit malaria ini tidak hanya diturunkan akan tetapi juga di eliminasi, dan pemerintah Teluk Wondama berkometmen di tahun 2023 kasus malaria harus dibawah 1 per 1000 penduduk dan tidak ada penularan setempat sehingga kondisi tersebut dipertahankan dan di tahun 2025 Teluk Wondama bisa mengajukan penilaian eliminasi malaria. Beliau juga memberikan arahan agar dalam pengendalian malaria semua lintas sektor harus terlibat sesuai dengan tupoksinya masing masing, melibatkan komponen masyarakat dalam program pengendalian malaria, melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang lebih luas. memperbanyak akses pemeriksaaan dan pengobatan malaria dengan melibatkan kader, petugas pustu, bidan desa, puskesmas dan rumah sakit sehingga masyarakat jika mengalami gejala dapat dengan segera diperiksa darah dan jika positif diobati secara tuntas. Mengajak masyarakat untuk menggunakan kelambu anti nyamuk dan minum obat secara tuntas dengan melakukan pemantauan minum obat, serta apotek dan klinik swasta tidak menjual lagi obat malaria tampa ada pemeriksaan laboratorium dan resep dokter.
1 Comments
[…] provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Wondama, serta Unicef. Komitmen teluk Wondama dalam mencapai eliminasi malaria di tahun 2025 disambut baik oleh Bupati dan Sekda serta seluruh […]