Kepala Distrik : Berkat Advokasi ini, Saya baru tau Kasus Malaria di Sausapor paling Tinggi

19 November 2022

Mardian Isnawati

Pertemuan advokasi yang berlangsung di Sausapor Kabupaten Tambrauw dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw Ibu dr.Lenny Florensina HAE. Ibu Kadis sekaligus memberikan materi terkait situasi dan kebijakan terkini kasus malaria di Papua Barat. Beliau menyatakan bahwa perlu adanya upaya percepatan terutama untuk tingkat distrik dalam menanggulangi malaria yang ada.

Ibu Kristina Yekwam selaku Kepala Distrik Sausapor, pada kesempatan yang sama juga menyebutkan bahwa dirinya baru mengetahui informasi jika kasus malaria di Distrik Sausapor adalah yang paling tinggi di Kabupaten Tambrauw. Beliau menyadari bahwa masih kurangnya komunikasi dan koordinasi dari faskes dan distrik terkait kasus malaria yang ada. Setelah mendengarkan pemaparan tentang malaria yang ada di Sausapor oleh Puskesmas Sausapor, diskusi dengan apparat distrik dan kampung pun berjalan sangat antusias. Para kepala kampung, tokoh masyarakat, Perdhaki yang hadir sembari saling memberikan pendapat terkait faktor resiko lingkungan dan perilaku yang ada di Distrik Sausapor.

Beberapa temuan diuangkapkan oleh Pak Firmansyah dari UNICEF terkait perahu perahu yang ada dipinggir pantai yang sementara tidak beroperasi beberapa hari nyatanya menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Anopheles, sehingga menurut beliau harus ada aturan terkait perahu yang minimal sudah tidak digunakan dua hari kedepan harus dalam posisi terbalik untuk mencegah kehadiran nyamuk malaria. Selain itu, peserta advokasi menyatakan bahwa banyak usia pelajar yang dimalam hari suka beraktifitas untuk mencari sinyal internet, tanpa perlindungan lotion dan juga pakaian panjang.

Faktor lingkungan sekitar juga menjadi fokus pembahasan, dimana banyak keluhan terkait pencemaran lingkungan yang tidak dibarengi dengan aksi bersih bersama dilingkungan kampung. Dari pihak puskesmas meyebutkan terkait pengobatan, bahwa masih banyak masyarakat yang tidak patuh minum obat sesuai standar yang ada, hingga perlu adanya pembekalan edukasi kepatuhan minum obat yang baik oleh para kader malaria yang ada disetiap kampung.

Demikianlah hasil analisis dan pembahasan terkait penyebab, pencegahan, dan pengobatan kasus malaria di Sausapor. Para pesertapun menyepakati sebuah Komitmen Sausapor Bebas Malaria yang ditandatangani oleh para Stakeholder yang hadir. Komitmen berisi bahwa akan diadakan Aksi Jumat Bersih, perencanaan regulasi atau peraturan bersama Kepala Kampung, berupa edaran Kepala Distrik regulasi dari Kepala Kampung tentang pengendalian jentik nyamuk.

Leave a Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *